Jumat, 06 Februari 2009

Pada Sebuah Stasiun

Pada sebuah stasiun di kala senja

Ada yang ingin membuncah, tapi tertahan

Rasanya sesak…

Mengapa serasa oksigen di dunia berkurang?

Hingga butuh usaha dan waktu untuk menghirupnya…


Pada sebuah stasiun …

Terlihat mendung menyambut malam

Namun tanpa hujan…

Aku menunggu hujan….


Dan langit sepertinya mendengarkan

Lalu turunlah hujan di stasiun itu

Tapi mengapa masih begitu sesak?

Masih ada yang membuncah namun tertahan…

Tetap tertahan entah sampai kapan……


Yogyakarta, 16 Januari 2009

Selasa, 02 Oktober 2007

Senja


Kita berhenti.
Menatap merahnya senja di tengah kota.
“ Aku pengagum senja,” kataku
Kau tersenyum.
Kita duduk, mengamati senja berpendar merah itu
“ Senja itu cepat menghilang,” katamu
“ Gedung – gedung tinggi memakannya,” sambungku sambil menunjuk rentetan gedung-gedung di seberang.
Gelap merayap…
Angin dingin menyergap
“ Kita pulang…aku kedinginan,” katamu sambil merapatkan jaket
Kita berdiri dan melangkah pergi…
Ku harap senja akan terus kembali

Kamis, 26 Juli 2007

Mata Itu ...


Saya melihatnya lagi,
Mata itu lurus memandang ke mata saya…
Pandangannya menembus ruang jiwa
Tidak…saya tidak ingin dia mengetahui apa yang ada di dalam saya

Saya menolehkan kepala
Apakah mata itu masih memandang ke arah saya?
Lalu semenit kemudian saya arahkan wajah saya
Ternyata dia masih ada di sana, tidak mengubah posisinya…

Mata siapakah itu…
Lama memandangnya saya seperti mengenalnya…
Itu mata saya….
Mata yang jernih, yang sudah saya masukkan dalam lemari kaca
Saya ingat, saya menaruhnya, karena saya takut akan kena kotoran
“Biar mata itu melihat bermacam-macam kotoran, tapi ia sendiri akan tetap bersih dan jernih,” begitu pikir saya dulu…..

Mata itu memang masih jernih, bening,….
Tapi saya tidak tahu apakah dia masih hidup
Ia tampak kaku….dingin…
Tak ada binar, tidak ada cahaya terpancar
Mata itu hanya sebuah benda sekarang….
Dan saat ini ia memandang ke arah saya

Kamis, 21 Juni 2007

Pintu Depan

Kubiarkan kau masuk pintu depan rumahku
Aku tahu kau ingin memberi hatimu
Tak perlu mengetuk lebih dulu
Panggil namaku
Aku akan mengenali suaramu
Masuklah..
Jangan berdiri di pintu
Aku ingin mengikat jiwamu
Dengan hasratku
Lalu kututup pintu depan itu

Rabu, 20 Juni 2007

Termangu


Matamu nanar….
Apa yang ada di sel-sel otakmu…
Kosong mungkin
Matamu sayu..
Tertepa angin, sesekali mengerjap
Mulai mengantuk…
Tak ada gejolak
Badai tak menyentuhmu,
ia tak ada artinya lagi bagimu
Kau termanggu
Diam
Terserap alam